Kamis, 11 Maret 2010
ulkus peptikum
Definisi.
Ulkus Peptikum adalah luka berbentuk bulat atau oval yang terjadi karena lapisan lambung atau usus dua belas jari (duodenum) telah termakan oleh asam lambung dan getah pencernaan.
Ulkus peptikum terjadi pada lapisan saluran pencernaan yang telah terpapar oleh asam dan enzim-enzim pencernaan, terutama pada lambung dan usus dua belas jari.
Nama dari ulkus menunjukkan lokasi anatomis atau lingkungan dimana ulkus terbentuk:
1. Ulkus duodenalis
* Merupakan jenis ulkus peptikum yang paling banyak ditemukan, terjadi pada duodenum (usus dua belas jari).
2. Ulkus gastrikum
*Lebih jarang ditemukan, biasanya terjadi di sepanjang lengkung atas lambung.
3. Ulkus esofagealis dan peradangan (esofagitis).
*Regurgitasi berulang dari asam lambung ke dalam kerongkongan bagian bawah.
4. Ulkus karena stres.
*Ulkus ini terjadi dibawah tekanan karena penyakit berat, luka bakar atau cedera.
Penyebab:
• Ulkus peptikum bisa disebabkan oleh bakteri
(Helicobacter pylori) banyak menyerang pda orng dewsa.
Helicobacter pylori
• Ulkus dapt jga terjadi jika mekanisme pertahanan yang melindungi duodenum atau lambung dari asam lambung menurun, misalnya jika terjadi perubahan dalam jumlah lendir yang dihasilkan.
Atau jga krna asam lambung dan bakteri yang mengiritasi lapisan lambung dan duodenum.
PATOGENESIS
• Meliputi 2 faktor:
1. Faktor defensif.
* lpsan mukus, sekresi bikarbonat, sirkulasi darah ke dalam mukosa.
2. Faktor agresif.
* asam lambung, pepsin, asam empedu, salisilat, etanol, dan asam organik lemah.
GAMBARAN KLINIS
Nyeri epigastrium intermiten kronis, hilang setelah makan, timbul lagi setelah 2-3 jam setelah makan dan saat lambung kosong, mual, muntah, anoreksia, penurunan berat badan.
ANATOMI dan FISIOLOGI
• Ventrikulus.
Ventrikulus (lambung) terletak pada epigastrium dan terdiri dari mukosa, submukosa, lapisan otot yang tebal, dan serosa. Mukosa ventriculus berlipat-lipat atau rugae. Secara anatomis ventriculus terbagi atas kardiaka, fundus, korpus, dan pilorus.
* Duodenum
Usus dimulai pada pilorus dan berakhir pada taut anorectal. Usus dibagi menjadi intestinum tenue (usus halus) dan intestinum crasum (usus besar). Usus halus terdiri dari duodenum, jejunum, dan ileum. Usus besar terdiri dari caecum, colon ascendens, colon tranversum, colon descendens, colon sigmoideum, dan rectum.
GEJALA
• Pda bayi yg bru lahir, gejla awl bsa berupa adanya darah di dalm tinja
• Pda bayi yg lebh tua atau ank kcil biasanya jga disertai dngan muntah atau nyeri perut berulang
• Sedangkan pda ank2 dan usia lnjut tidk memiliki gejla sama sekali
• gejala khas dari ulkus duodenalis, yaitu nyeri lambung, perih, panas, sakit, rasa perut kosong dan lapar
Con’t
• Gejala ulkus gastrikum seringkali tidak memiliki pola yang sama dengan ulkus duodenalis. Makan bisa menyebabkan timbulnya nyeri, bukan mengurangi nyeri
• Penderita esofagitis atau ulkus esofagealis, biasanya merasakan nyeri pada saat menelan atau pada saat berbaring. Gejala yang lebih berat akan timbul jika terjadi komplikasi dari ulkus peptikum (misalnya perdarahan).
DIAGNOSA
• Pada bayi dan ank kecil sulit untk di diagnosa, krna ank msih sngat muda dan tidk dapt mengemukakn gjala yg dirasaknnya scra tept.
• Anak usia sekolah mungkin dapat menunjukkan lokasi nyeri, menjelaskan sifat nyeri dan saat timbulnya nyeri. Pemeriksaan yg biasa dilkukan: Barium enema, Endoskopi, Tes untuk H.pylori.
3. Pemeriksaan feses mikroskopis, darah lengkap, serum elektrolit, kultur, foto, dan endoskopi.
Pemeriksaan lain untuk memprkuat diagnosa yaitu:
• Endoskopi adalah suatu prosedur dimana sebuah selang lentur dimasukkan melalui mulut dan bisa melihat langsung ke dalam lambung.
• Rontgen dengan kontras barium dari lambung dan duodenum, dilakukan jika ulkus tidak dapat ditemukan dengan endoskopi.
• Analisa lambung merupakan suatu prosedur dimana cairan lambung dihisap secara langsung dari lambung dan duodenum sehingga jumlah asam bisa diukur.
• Pemeriksaan darah tidak dapat menentukan adanya ulkus, tetapi hitung jenis darah bisa menentukan adanya anemia akibat perdarahan ulkus.
Pemerisaan darah lainnya bisa menemukan adanya Helicobacter pylori.
KOMPLIKASI
Sebagian besar ulkus bisa disembuhkan tanpa disertai komplikasi lanjut. Tetapi pada beberapa kasus, ulkus peptikum bisa menyebabkan komplikasi yang bisa berakibat fatal, seperti penetrasi, perforasi, perdarahan dan penyumbatan.
Penetrasi: Sebuah ulkus dapat menembus dinding otot dari lambung atau duodenum dan sampai ke organ lain yang berdekatan, seperti hati atau pankreas.
Perforasi: Ulkus di permukaan depan duodenum atau (lebih jarang) di lambung bisa menembus dindingnya dan membentuk lubang terbuka ke rongga perut.
• Perdarahan: Perdarahan adalah komplikasi yang paling sering terjadi
• Penyumbatan: Pembengkakan atau jaringan yang meradang di sekitar ulkus atau jaringan parut karena ulkus sebelumnya, bisa mempersempit lubang di ujung lambung atau mempersempit duodenum
PENGOBATAN
• Salah satu segi pengobatan ulkus duodenalis atau ulkus gastrikum adalah menetralkan atau mengurangi keasaman lambung. Proses ini dimulai dengan menghilangkan iritan lambung (misalnya obat anti peradangan non-steroid, alkohol dan nikotin).
• Antasid: Antasid mengurangi gejala, mempercepat penyembuhan dan mengurangi jumlah angka kekambuhan dari ulkus
Antasid dikelompokkan menjadi 4:
• Antasid yang dapat diserap:
Obat ini dengan segera akan menetralkan seluruh asam lambung.
• Antasid yang tidak dapat diserap:
Obat ini lebih disukai karena efek sampingnya lebih sedikit, tidak menyebabkan alkalosis.
• Alumunium Hdroksida:
Merupakan antasid yang relatif aman dan banyak digunakan.
• Magnesium Hidroksida:
Merupakan antasid yang lebih efektif daripada alumunium hidroksida
OBAT-OBAT ULKUS
1. Sucralfate.
Cara kerjanya adalah dengan membentuk selaput pelindung di dasar ulkus untuk mempercepat penyembuhan.
2. Antagonis H2.
Contohnya adalah cimetidine, ranitidine, famotidine dan nizatidine. Obat ini mempercepat penyembuhan ulkus dengan mengurangi jumlah asam dan enzim pencernaan di dalam lambung dan duodenum.
3. Omeprazole dan Iansoprazole.
Merupakan obat yang sangat kuat menghambat pembentukan enzim yang diperlukan lambung untuk membuat asam.
4. Antibiotik.
Digunakan bila penyebab utama terjadinya ulkus adalah Helicobacter pylori.
Pengobatan terdiri dari satu macam atau lebih antibiotik dan obat untuk mengurangi atau menetralilsir asam lambung.
5. Misoprostol.
Digunakan untuk mencegah ulkus gastrikum yang disebabkan oleh obat-obat anti peradangan non-steroid.
Pembedahan.
Jarang diperlukan pembedahan untuk mengatasi ulkus karenapemberian obat sudah efektif.
Pembedahan terutama dilakukan untuk:
• mengatasi komplikasi dari ulkus peptikum (misalnya prforasi, penyumbatan yang tidak memberikan respon terhadap pemberian obat atau mengalami kekambuhan)
• 2 kali atau lebih perdarahan karena ulkus
• ulkus gastrikum yang dicurigai akan menjadi ganas
• ulkus peptikum yang berat dan sering kambuhan
makalah kemoterapi
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Farmakologi
Di Susun Oleh:
Abdul Nur Rosyid
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
TAHUN 2009
KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum WR. WB
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala karunia dan nikmat serta kemudahan yang telah diberikan kepada kita semua sehingga “makalah KEMOTERAPI” ini dapat disusun dengan lancar.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat khususnya untuk menambah pengetahuan tentang kemoterapi kepada mahasiswa fakultas kesehatan universitas kadiri, dan masyarakat luas pada umumnya
Tidak lupa pula kami sampaikan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada ibu dr. Ria Rohmatul Karimah sebagai dosen pengampu mata kuliah Farmakologi, kepada teman – teman kelompok satu yang telah bersama – sama menyusun makalah KEMOTERAPI ini, serta semua pihak yang telah berperan hingga tersusunya makalah ini..
Walaupun kami sudah berusaha sungguh – sungguh dan semaksimal mungkin. Tapi kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan, untuk memperbaiki pembuatan makalah – makalah yang akan datang.
Wassalamu alaikum WR. WB
Kediri, 22 oktober 2009
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................... i
KATA PENGANTAR ......................... ii
DAFTAR ISI .............................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG..................... 1
1.2 TUJUAN............................. 1
1.3 PERUMUSAN MASALAH.................. 1
1.4 MANFAAT PENULISAN.................. 1
BAB II ISI
2.1 DEFINISI
2.2 CARA KEMOTERAPI
2.3 MANFAAT KEMOTERAPI.
2.4 EFEK SAMPING KEMOTERAPI
2.5 MENGURANGI DAMPAK KEMOTERAPI
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN .......................
3.2 SARAN.............................
DAFTAR PUSTAKA..........................
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Perkembangan teknologi yang semakin pesat, berpengaruh juga pada perkembangan teknologi dibidang kesehatan. Salah satunya adalah kemoterapi, dulu pada saat teknologi belum berkembang, pengobatan hanya dilakukan seadanya dan memanfaatkan apa yang ada di alam. Namun Seiring dengan bertambahnya ilmu pengetahuan dan teknologi maka pengobatan pun juga ikut berkembang, ada metode penyinaran, operasi dsb. Dan salah satu perkembangan itu adalah kemoterapi. Pengobatan modern yang salah satunya digunakan untuk mengobati kanker. Namun masih dangkalnya pengetahuan tentang kemoterapi ini mendorong kami untuk membuat makalah tentang “kemoterapi”. Agar dapat lebih mendalami semua hal yang berkaitan tentang kemoterapi, prosesnya, manfaatnya, serta efek samping atau kerugianya.
I.2. Rumusan Masalah
1. apa pengertian kemoterapi ?
2. Bagaimana proses pengobatan dengan kemoterapi ?
3. Apa manfaat pengobatan dengan kemoterapi ?
4. Apa kerugian / efek samping pengobatan dengan kemoterapi?
5. bagaimana meminimalkan efeksamping dari kemoterapi?
I.3. Tujuan penulisan
1. Mengetahui pengertian tenang kemoterapi.
2. mengetahui proses pengobatan dengan kemoterapi.
3. mengetahui manfaat pengobatan dengan kemoterapi.
4. mengetahui efek Pefek samping pengobatan dengan kemoterapi.
I.4. Manfaat Penulisan
Dapat menambah pengetahuan tentang pengobatan metode kemoterapi.
BAB II
ISI
II.1. DEFINISI
Kemoterapi adalah penggunaan zat kimia untuk perawatan penyakit. Dalam penggunaan modernnya, istilah ini hampir merujuk secara eksklusif kepada obat sitostatik yang digunakan untuk merawat kanker.
Kemoterapi memerlukan penggunaan obat untuk menghancurkan sel kanker. Walaupun obat ideal akan menghancurkan sel kanker dengan tidak merugikan sel biasa, kebanyakan obat tidak selektif. Malahan, obat didesain untuk mengakibatkan kerusakan yang lebih besar pada sel kanker daripada sel biasa, biasanya dengan menggunakan obat yang mempengaruhi kemampuan sel untuk bertambah besar. Pertumbuhan yang tak terkendali dan cepat adalah ciri khas sel kanker. Tetapi, karena sel biasa juga perlu bertambah besar, dan beberapa bertambah besar cukup cepat (seperti yang di sumsum tulang dan garis sepanjang mulut dan usus), semua obat kemoterapi mempengaruhi sel biasa dan menyebabkan efek samping.
Satu pendekatan baru untuk membatasi efek samping dan meningkat efektivitas penggunaan jenis obat yang "diarah secara molekuler". Obat ini mematikan sel kanker dengan menyerang saluran dan proses vital untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan sel kanker. Misalnya, sel kanker memerlukan pembuluh darah untuk memberikan gizi dan oksigen. Beberapa obat bisa menghalangi pembentukan pembuluh darah ke sel kanker atau saluran pemberian sinyal utama yang menguasai pertumbuhan sel. Imatinib, obat pertama yang seperti itu, sangat efektif untuk kronis myelocytic leukemia dan kanker tertentu saluran pencernaan. Erlotinib dan gefitinib untuk receptors bertempat di permukaan sel pada sel paru-paru kanker kecil-non kanker. Obat yang diarahkan secara molekuler ternyata berguna dalam mengobati banyak kanker lain, termasuk payudara dan kanker ginjal.
Tidak semua kanker memberi respon pada kemoterapi. Jenis kanker menentukan obat mana yang digunakan, dengan kombinasi apa, dan dengan dosis berapa. Kemoterapi mungkin dipakai sebagai satu-satunya perlakuan atau digabungkan dengan terapi radiasi atau pembedahan, atau keduanya.
Kemoterapi Dosis tinggi: Pada percobaan untuk meningkatkan efek anti tumor dari obat kanker, dosis mungkin ditambah dan waktu antara siklus terapi mungkin dikurangi (dosis kemoterapi padat). Kemoterapi dosis-padat, dengan periode yang diperpendek, secara rutin dipakai pada pengobatan kanker payudara. Kemoterapi dosis tinggi sering dipakai untuk pengobatan orang dengan kanker sudah berulang setelah terapi dosis standar, teristimewa bagi orang dengan myeloma, lymphoma, dan leukemia. Tetapi, kemoterapi dosis tinggi bisa menyebabkan luka yang mengancam hidup pada sumsum tulang. Oleh karena itu, kemoterapi dosis tinggi secara umum digabungkan dengan strategi penyelamatan sumsum tulang. Pada sumsum tulang yang diselamatkan, sel sumsum tulang diangkat sebelum kemoterapi dan dikembalikan kepada orang setelah kemoterapi. Pada beberapa kasus, sel tangkai bisa diisolasikan dari aliran darah dari sumsum tulang dan bisa ditanamkan ke dalam orang setelah kemoterapi untuk memulihkan fungsi sumsum tulang.
II.2. Cara Kemoterapi
Kemoterapi merupakan pengobatan sistemik, sebagian besar diberikan dengan cara injeksi kedalam pembuluh vena, sebagian kecil dapat berupa tablet atau capsul dan kadang-kadang ada yang diberikan subcutan atau suntik dibawah kulit, serta intratekal (diinjeksikan kedalam system syaraf) jarang sekali yang disuntikan ke otot. Apabila pasien diberikan suntikan intravena, seringkali digunakan kateter atau selang plastik kedalam vena untuk mencegah kerusakan vena serta mempermudah injeksi. Kemoterapi diberikan secara siklit, dapat secara mingguan, dua mingguan 3-4 mingguan. Pasien mendapatkan kemoterapi dosis tinggi diberikan dalam unit rawat inap. Kondisi pasien juga menentukan apakah dapat diberikan dirawat jalan atau rawat inap.
II.3. Manfaat kemoterapi
Sampai saat ini tidak semua kanker mendapat manfaat dari kemoterapi.
Berikut ini rincian beberapa manfaat kemoterapi pada berbagai jenis kanker.
1. Kemoterapi sangat bermanfaat (karena dapat sembuh atau hidup lama).
a. Penyakit Hodgkin
b. Non Hodgkin limfoma jenis large sel
c. Kanker testis jenis germ sel
d. Leukemia dan Limfoma pada anak
2. Kemotarapi bermanfaat (karena dapat dikendalikan cukup lama, kadang-kadang sembuh)
a. Kanker Payudara
b. Kanker Ovarium
c. Kanker Paru jenis small sel
d. Limfoma non Hodgkin
e. Multiple Mieloma
3. Kemoterapi bermanfaat untuk paliatif (dapat mengulang gejala)
a. Kanker Nasofaring
b. Kanker Prostat
c. Kanker Endometrium
d. Kanker Leher dan Kepala
e. Kanker Paru jenis non small sel
4. Kemoterapi kadangkala bermanfaat
a. Kanker Nasofaring
b. Melanoma
c. Kanker usus besar
Mengingat keterbatasan manfaat kemoterapi, maka digunakan kombinasi dengan cara pengobatan lain untuk mengambil masing-masing manfaat, yaitu:
Kemoterapi adjuvant, ialah kemoterapi yang diberikan sesudah operasi. Manfaatnya mengurangi kekambuhan local dan mengurangi penyebaran yang akan timbul.
Kemoterapi neo adjuvant ialah kemoterapi yang diberikan sebelum operasi manfaatnya adalah mengurangi ukuran tumor sehingga mudah dioperasi.
Kemoterapi paliatif diberikan hanya untuk mengurangi besarnya tumor yang dalam hal ini karena atau lokasinya menggangu pasien karena nyeri ataupun sulit bernafas. Kemoterapi adalah suatu cara pengobatan kanker yang sudah teruji, meski pun tidak dapat dihindari adanya efek samping. Penelitian-penelitian yang professional tentang kemoterapi dapat dimanfaatkan untuk pengobatan kanker dan mengeliminasi efek samping yang terjadi.
Rumah Sakit Kanker “Dharmais” selalu mengembangkan pengetahuan dibidang pengobatan penyakit kanker, termasuk pengobatan dengan kemoterapi.
II.4. Efek Samping Kemoterapi
Efek samping dapat muncul ketika sedang dilakukan pengobatan atau beberapa waktu setelah pengobatan. Efek samping yang bisa timbul adalah:
1. Lemas
Efek samping yang umum timbul. Timbulnya dapat mendadak atau perlahan. Tidak langsung menghilang dengan istirahat, kadang berlangsung hingga akhir pengobatan.
2. Mual dan Muntah
Ada beberapa obat kemoterapi yang lebih membuat mual dan muntah. Selain itu ada beberapa orang yang sangat rentan terhadap mual dan muntah.
3. Gangguan pencernaan
Beberapa jenis obat kemoterapi berefek diare. Bahkan ada yang menjadi diare disertai dehidrasi berat yang harus dirawat. Sembelit kadang bisa terjadi.
4. Sariawan
Beberapa obat kemoterapi menimbulkan penyakit mulut seperti terasa tebal atau infeksi. Kondisi mulut yang sehat sangat penting dalam kemoterapi
5. Rambut Rontok
Kerontokan rambut bersifat sementara, biasanya terjadi dua atau tiga minggu setelah kemoterapi dimulai. Dapat juga menyebabkan rambut patah di dekat kulit kepala. Dapat terjadi setelah beberapa minggu terapi. Rambut dapat tumbuh lagi setelah kemoterapi selesai.
6. Otot dan Saraf
Beberapa obat kemoterapi menyebabkan kesemutan dan mati rasa pada jari tangan atau kaki serta kelemahan pada otot kaki. Sebagian bisa terjadi sakit pada otot.
7. Efek Pada Darah
Beberapa jenis obat kemoterapi dapat mempengaruhi kerja sumsum tulang yang merupakan pabrik pembuat sel darah, sehingga jumlah sel darah menurun. Yang paling sering adalah penurunan sel darah putih (leokosit). Penurunan sel darah terjadi pada setiap kemoterapi dan tes darah akan dilaksanakan sebelum kemoterapi berikutnya untuk memastikan jumlah sel darah telah kembali normal. Penurunan jumlah sel darah dapat mengakibatkan:
a. Mudah terkena infeksi
Hal ini disebabkan oleh Karena jumlah leokosit turun, karena leokosit adalah sel darah yang berfungsi untuk perlindungan terhadap infeksi. Ada beberapa obat yang bisa meningkatkan jumlah leokosit.
b. Perdarahan
Keping darah (trombosit) berperan pada proses pembekuan darah. Penurunan jumlah trombosit mengakibatkan perdarahan sulit berhenti, lebam, bercak merah di kulit.
c. Anemia
Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah yang ditandai oleh penurunan Hb (hemoglobin). Karena Hb letaknya di dalam sel darah merah. Akibat anemia adalah seorang menjadi merasa lemah, mudah lelah dan tampak pucat.
8. Kulit dapat menjadi kering dan berubah warna
Lebih sensitive terhadap matahari.
Kuku tumbuh lebih lambat dan terdapat garis putih melintang.
.
II.5. Mengurangi Efek Samping Kemoterapi
Perawatan kemoterapi pada pasien kanker merupakan alternatif terakhir jika tidak ada yang bisa dilakukan lagi untuk mengobatinya. Namun, ada beberapa efek samping yang ditimbulkan oleh pengobatan ini. Bagaimana cara meminimalkan efek samping dari kemoterapi?
Kemoterapi merupakan teknik pengobatan kanker untuk memperlambat atau menghancurkan pertumbuhan dari sel-sel kanker tersebut. Tapi, pengobatan ini menimbulkan beberapa efek samping yang harus dirasakan oleh pasien setiap kali selesai menjalankan kemoterapi.
Penting untuk dipahami bahwa efek samping kemoterapi lebih mudah ditoleransi saat ini dibandingkan dengan beberapa tahun yang lalu. Mengalami efek samping bukan berarti perawatan menjadi lebih baik, demikian juga jika tidak ada efek samping berarti pengobatan tidak bekerja. Hal ini tidak bisa dipahami sesederhana itu.
Kemoterapi merupakan pengobatan yang efektif dalam mengatasi kanker dan menghilangkan gejala-gejala kanker. Potensi efek samping hendaknya tidak membatasi pasien untuk mendapatkan kemoterapi kembali.
Efek samping yang biasa terjadi akibat pengobatan kemoterapi adalah rambut rontok, mual, muntah, diare, sembelit, mulut dan tenggorokan yang perih, perubahan cara berpikir dan memori, efek terhadap saraf dan otot serta menimbulkan rasa sakit di kepala, perut atau tulang.
Namun, efek samping dari kemoterapi tersebut bisa diminimalkan dengan beberapa tips berikut ini:
1. Mengurangi rambut rontok.
Menutup kepala dengan menggunakan gel yang dingin atau menggunakan es selama perawatan bisa mengurangi rambut yang rontok, ini karena mengurangi obat kemoterapi yang diserap oleh kantung-kantung rambut sehingga mencegah kerusakan kantung rambut dan rambut rontok.
2. Mengurangi mual.
Untuk menguranginya bisa dengan menggunakan teh jahe dan pepermint yang bisa menghangatkan perut secara alami, bisa juga dengan memakan permen keras yang mengandung mint atau citrus untuk mengurangi mual yang tidak terlalu parah dan yang terakhir bisa dengan mengkonsumsi vitamin B6.
3. Mengurangi muntah.
Makan dan minumlah dalam jumlah sedikit namun sering, hindari mengonsumsi minuman lain sejam sebelum dan sesudah makan serta biasakan mengonsumsi makanan pada suhu kamar dalam arti tidak terlalu dingin dan panas.
4. Mengurangi diare.
Bisa dikurangi dengan mengonsumsi pisang, roti putih, yogurt murni, telur atau dada ayam. Selain itu hindari kafein, kacang-kacangan, buah yang dikeringkan dan makanan yang terlalu dingin atau panas sehingga bisa menstimulasi pergerakan usus dengan cepat.
5. Mengurangi cepat lelah.
Mengonsumsi makanan yang kaya akan vitamin B12 seperti daging atau ikan serta melakukan sedikit olahraga sehingga bisa meningkatkan kadar energi dalam tubuh.
6. Mengurangi rasa sakit pada tubuh.
Bisa dengan melakukan akupuntur atau pemijatan yang bisa mengurangi rasa sakit dan gejala lainnya, serta bisa juga dengan meminum obat anti peradangan selama kemoterapi atau sesudah melakukan operasi.
7. Mengurangi depresi atau stres.
Bahagiakan diri sendiri bisa dengan pergi ke salon, melakukan hal yang disukai atau segala sesuatu yang bisa membuat diri sendiri bahagia dan tanamkan jiwa optimisme dalam diri bahwa segala sesuatunya pasti akan berakhir dan sehat kembali.
Pada literature lain juga disebutkan beberapa tips mengurangi efek samping kemoterapi antara lain :
1. Mengatasi Kelelahan
Kelelahan adalah keluhan penderita kanker yang paling umum. Maksudnya di sini bukan rasa lelah seperti yang biasa dialami oleh orang yang habis bekerja keras atau berolah raga. Namun rasanya tenaga seolah terkuras habis, kehilangan energi yang seringkali tak teratasi dengan beristirahat. Tingkat keletihan tersebut berbeda-beda pada setiap pasien, dan biasanya sangat tergantung pada penyebabnya. Rasa lelah bisa disebabkan oleh kemoterapi, radiasi, stres, depresi, atau kankernya sendiri. Bisa juga disebabkan oleh anemia yang membutuhkan terapi medis. Beberapa cara berikut ini bisa membantu meningkatkan energi tubuh.
Hemat Energi
Dengan perencanaan yang baik, waktu bekerja dan beristirahat bisa diseimbangkan. Sebaiknya buatlah skala prioritas dalam mengerjakan tugas, dan usahakan untuk mendelegasikan sebagian tugas harian. Gunakan energi hanya untuk aktivitas yang penting, dan mintalah bantuan dari anggota keluarga dan teman-teman.
Gunakan Herba
Jenis herba yang bisa membantu meningkatkan energi tubuh misalnya ginseng. Mungkin diperlukan waktu beberapa minggu untuk melihat hasilnya. Untuk lebih jelasnya, sebelum mengkonsumsi, konsultasikan lebih dulu dengan praktisi TCM (Traditional Chinese Medicine) yang biasa menggunakan herba dan akunpuntur untuk mengatasi efek samping kemoterapi.
Pengobatan Energi
Jenis terapi senergi seperti Reiki atau Prana juga bisa membantu mengatasi kelelahan. Kunjungi praktisi Reiki atau Prana untuk mendapatkan pengobatan. Atau, bisa juga mendatangi tempat pelatihan Reiki atau Prana, karena di sana Anda bisa langsung belajar untuk mengobati diri sendiri. Pengobatan dengan energi seperti Reiki relatif mudah dipelajari oleh siaiapun dan dalamw aktu singkat bisa dimanfaatkan untuk mengobati.
Olah Raga
Rasanya memang berat untuk berolahraga dalam kondisi sakit, tetapi kurangnya aktivitas fisik bisa memperburuk kondisi. Berdasarkan penelitian, aktivitas yang tak terlalu berat seperti berjalan atau bersepeda santai dapat mengurangi kelelahan akibat kanker, selain mampu mengatasi stres. Tetapi sebelumnya, konsultasikan dulu dengan dokter anda. Lalu mulailah selama dua atau tiga menit sekali lalu perpanjangang waktunya hingga mencapai 30 menit setiap hari, lima hari dalam semingga. Bentuk-bentuk latihan seperti yoga dan tai-chi juda merupakan pilihan olahraga yang baik.
Kendalikan Emosi
Perasaan stress, marah, depresi atau cemas selama perawatan adalah normal, tetapi emosi-emosi semacam ini bisa menurunkan kondisi fisik dan mental. Gunakan tekhnik relaksasi seperti pernapasan atau meditasi untuk mengatasi emosi negatif. Selain itu, buatlah catatan harian, ikut pertemuan grup yang mendukung usaha anda menuju penyembuhan atau kunjungi terapis yang bisa membantu dampak emosional akibat kanker.
2. Mengatasi Mual
Beberapa obat kemoterapi, sebagaimana terapi radiasi pada bagian perut, bisa menimbulkan mual. Obat anti mual keluaran baru, pada umumnya bisa membantu mengatasi masalah ini, tetapi masalah ini, tetapi bila obat tersebut tidak banyak membantu, cobalah cara berikut ini.
Herba
Berdasarkan penelitian, jahe bisa membantu mnegatasi mual akibat kemoterapi. Jahe bisa dinikmati dalam bentuk minuman atau permen. Makan satu atau dua potong permen jahe sebelum dan sesudah terapi bisa membantu mengurangi mual.
Akupuntur
jarum akupuntur pada bagian tertentu bisa mengatasi mual sehabis kemoterapi. Buatlah janji dengan praktisi akupuntur segera setelah selesai kemoterapi atau radiasi. Lakukan setiap kali selesai kemoterapi atau radiasi dan teruskan selama terapi kanker.
Hypnosis
Mual juga bisa diatasi dengan self-hypnosis. Tekhnik ini bisa dipelajari dari seorang praktisi untuk kita praktikan sendiri di rumah. Atau, kita juga dapat meminta praktisi tersebut membantu mengatasi ketidaknyamanan pada perut kita dengan hipnosis.
3. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Kemoterapi dapat menurunkan kemampuan sel darah putih dalam memerangi infeksi. Dengan begitu, penderita kanker bisa lebih mudah terkena batuk pilek. Karena itu, ada baiknya menghindari keramaian atau kontak langsung dengan orang sakit selama perawatan kanker. Sebaiknya juga lebih rajin mencuci tangan sampai bersih betul. Usahakan juga untuk cukup beristirahat dan olahraga, serta mempraktikkan latihan relaksasi. Untuk sementara, hindari mengkonsumsi makanan yang berisiko tinggi terkontaminasi bakteri seprti sushi dan sashimi, begitu juga caesar sald dan milkshake yang menggunakan campuran telur mentah.
a. Mengatasi Radiasi
Kulit pada bagian yang mendapat terapi untuk sementara biasanya nampak merah atau teriritasi. Hal ini bisa diatasi dngan cara berikut.
Kunyit
Menurut penelitian, kunyit bisa membantu melindungi kulit dan masalah kulit akibat radiasi. . jadi meminum minuman yang terbuat dari kunyit sebelum terapi radiasi bisa membantu.
Aloe Vera
Meski belum diteliti secar ilmiah, gel asli dari tanaman lidah buaya telah sering digunakan untuk mengobati luka bakar akibat radiasi. Penggunaan gel lidah buaya sehabis terapi bisa membantu. Mengoleskan secara lembut krim vitamin E atau minyak pada kulit yang terluka akibat radiasi bisa juga menenangkan.
b. Menjaga Kecerdasan
Beberapa pasien yang mendapat kemoterapi, bisa saja mengalami kehilangan memori dan penurunan fungsi kognitif seusai terapi. Hal ini pernah ditemukan pada 40 pasien dari penderita kanker payudara yang diteliti. Sampai sekarang belum diketahui penyebnya secara pasti. Namun diduga, kemoterapi menyebabkan tubuh menyebabkan senyawa kimia yang meningkatkan peradangan dan menurunkan funsi kognitif. Dalam banyak kasus, hal ini akan pulih kembali sekitar setahun atau dua tahun setelah berakhirnya terapi. Untuk menguranginya, lakukan beberapa strategi untuk meningkatkan memori dan daya pikir berikut ini.
Membuat Jurnal
Catatlah informasi yang penting pada kalender, jurnal, atau organizer harian sehingga memudahkan untuk mengingat. Bila perlu, mintalah orang-orang disekeliling untuk membantu mengingatkan hal-hal penting yang harus dilakukan.
Melatih Fisik dan Mental
Membaca,mengisi teka-teki silang,dan melatih memori dapat membantu meningkatkan fungsi koknitif.Begitu juga dengan melakukan aktifitas fisik.
.
c. Mengatasi Sariawan
Terkadang kemoterapi dan radiasi juga bisa melukai membran dalam mulut yang akhirnya menimbulkan sariawan. Akibatnya, penderita. Menjadi sulit makan, menelan, atau bahkan sekedar berbicara. Memang hal ini akan berlalu setelah terapi usai, namun ada yang bisa kita lakukan untuk ketidaknyamanan.
d. Hindari Sumber Iritasi
Selama perawatan, usahakan untuk menghindari makanan yang pedas, asin, dan yang rasanya asam (sperti jeruk dan tomat) karena bisa mempermudah timbulnya sariawan. Hindari juga minuman beralkohol yang akan membuat kondisi semakin buruk.
e. Gunakan Deglycyrrhizinated Licorice (DGL)
Tablet DGL bisa membantu melindungi membran mukosa dan mempercepat penyembuhan. Kunyah tablet DGL diantara waktu makan. Kunyah tablet DGL diantara waktu makan. Tapi konsultasikan dengan dokter Anda sebelum menggunakannya.
f. Glutamine
Pasien kanker yang menggunakan asam amino glutamin untuk berkumur, biasanya lebih sedikit yang mengalami rasa sakit didalam mulut. Bubuk glutamin yang biasanya tersedia di toko makanan kesehatan ini bisa dicampur air dan digunakan untuk berkumur beberapa kali sehari.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan.
Kemoterapi adalah penggunaan zat kimia untuk perawatan penyakit.
Kemoterapi adalah mengobati kanker dengan tujuan keseluruh tubuh atau efek sistemik dengan obat-obatan atau bahan kimia yang dapat menghentikan siklus kehidupan sel kanker dan juga dapat menghambat dan menghancurkan inti sel untuk membelah diri.
Prinsip kemoterapi adalah pemberian sitostika yang efektif dengan toksisitas yang minimal sampai sedang.
Manfaat dari kemoterapi adalah :
1. Pengobatan.
2. Kontrol.
3. Mengurangi gejala.
Efek Samping Dari Kemoterapi.
1. Mual dan mumtah.
2. Lemah.
3. Gangguan pencernaan.
4. Sariawan.
5. Rambut rontok.
6. Otot dan saraf.
7. Efek pada darah.
3.2 Saran.
Setelah membaca dan memahami makalah ini diharapkan pembaca dapat menerapkan isi dari makalah ini tentang “KEMOTERAPI”.Sehingga resiko infeksi dan penyakit kelamin dapat dicegah.Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan,oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan untuk perbaikan makalah saya yang selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
konsep nyeri
Nyeri merupakan Perasaan tidak nyaman, baik ringan maupun berat.yang hanya dapat dirasakan oleh individu tersebut tanpa dapat dirasakan oleh orang lain, mencakup pola fikir, aktifitas seseorang secara langsung, dan perubahan hidup seseorang. Nyeri merupakan tanda dan gejala penting yang dapat menunjukkan telah terjadinya gangguan fisiologikal.
PENYEBAB NYERI1. Trauma
a. Mekanik
Rasa nyeri timbul akibat ujung-ujung saraf bebas mengalami kerusakan, misalnya akibat benturan, gesekan, luka dan lain-lain.
b. Thermis
Nyeri timbul karena ujung saraf reseptor mendapat rangsangan akibat panas, dingin, misal karena api dan air.
c. Khemis
Timbul karena kontak dengan zat kimia yang bersifat asam atau basa kuat
d. Elektrik
Timbul karena pengaruh aliran listrik yang kuat mengenai reseptor rasa nyeri yang menimbulkan kekejangan otot dan luka bakar.
2. Neoplasma
a. Jinak
b. Ganas
3. Peradangan
Nyeri terjadi karena kerusakan ujung-ujung saraf reseptor akibat adanya peradangan atau terjepit oleh pembengkakan. Misalnya : abses
4. Gangguan sirkulasi darah dan kelainan pembuluh darah
5. Trauma psikologis
KLASIFIKASI NYERI
1. Menurut Tempat
a. Periferal Pain
1) Superfisial Pain (Nyeri Permukaan)
2) Deep Pain (Nyeri Dalam)
3) Reffered Pain (Nyeri Alihan)
nyeri yang dirasakan pada area yang bukan merupakan sumber nyerinya.
b. Central Pain
Terjadi karena perangsangan pada susunan saraf pusat, spinal cord, batang otak dll
c. Psychogenic Pain
Nyeri dirasakan tanpa penyebab organik, tetapi akibat dari trauma psikologis.
d. Phantom Pain
Phantom Pain merupakan perasaan pada bagian tubuh yang sudah tak ada lagi, contohnya pada amputasi. Phantom pain timbul akibat dari stimulasi dendrit yang berat dibandingkan dengan stimulasi reseptor biasanya. Oleh karena itu, orang tersebut akan merasa nyeri pada area yang telah diangkat.
e. Radiating Pain
Nyeri yang dirasakan pada sumbernya yang meluas ke jaringan sekitar.
2. Menurut Sifat
a. Insidentil : timbul sewaktu-waktu dan kemudian menghilang
b. Steady : nyeri timbul menetap dan dirasakan dalam waktu yang lama
c. Paroxysmal : nyeri dirasakan berintensitas tinggi dan kuat sekali dan biasanya menetap 10 – 15 menit, lalu menghilang dan kemudian timbul kembali.
d. Intractable Pain : nyeri yang resisten dengan diobati atau dikurangi. Contoh pada arthritis, pemberian analgetik narkotik merupakan kontraindikasi akibat dari lamanya penyakit yang dapat mengakibatkan kecanduan.
3. Menurut Berat Ringannya
a. Nyeri ringan : dalam intensitas rendah
b. Nyeri sedang : menimbulkan suatu reaksi fisiologis dan psikologis
c. Nyeri Berat : dalam intensitas tinggi
4. Menurut Waktu Serangan
Terdapat beberapa cara untuk mengklasifikasikan tipe nyeri. Pada tahun 1986, The National Institutes of Health Concencus Conference of Pain mengkategorikan nyeri menurut penyebabnya. Partisipan dari konferensi tersebut mengidentifikasi 3 (tiga) tipe dari nyeri : akut, Kronik Malignan dan Kronik Nonmalignan.
Nyeri akut timbul akibat dari cedera akut, penyakit atau pembedahan. Nyeri Kronik Nonmalignan diasosiasikan dengan cedera jaringan yang tidak progresif atau yang menyembuh. Nyeri yang berhubungan dengan kanker atau penyakit progresif disebut Chronic Malignant Pain. Meskipun demikian, perawat biasanya berpegangan terhadap dua tipe nyeri dalam prakteknya yaitu akut dan kronis :
1. Nyeri Akut
Nyeri akut biasanya berlangsung singkat, misalnya nyeri pada fraktur. Klien yang mengalami nyeri akut baisanya menunjukkan gejala-gejala antara lain : perspirasi meningkat, Denyut jantung dan Tekanan darah meningkat, dan pallor
2. Nyeri Kronis
Nyeri kronis berkembang lebih lambat dan terjadi dalam waktu lebih lama dan klien sering sulit mengingat sejak kapan nyeri mulai dirasakan.
PENGKAJIAN NYERI
Dikarenakan nyeri merupakan pengalaman interpersonal, perawat harus menanyakannya secara langsung kepada klien
Karakteristik
a. Lokasi
Pengkajian lokasi nyeri mencakup 2 dimensi :
• Tingkat nyeri, nyeri dalam atau superfisial
• Posisi atau lokasi nyeri
Nyeri superfisial biasanya dapat secara akurat ditunjukkan oleh klien; sedangkan nyeri yang timbul dari bagian dalam (viscera) lebih dirasakan secara umum.
Nyeri dapat pula dijelaskan menjadi empat kategori, yang berhubungan dengan lokasi :
• Nyeri terlokalisir : nyeri dapat jelas terlihat pada area asalnya
• Nyeri Terproyeksi : nyeri sepanjang saraf atau serabut saraf spesifik
• Nyeri Radiasi : penyebaran nyeri sepanjang area asal yang tidak dapat dilokalisir
• Reffered Pain (Nyeri alih) : nyeri dipersepsikan pada area yang jauh dari area rangsang nyeri.
b. Intensitas
Beberapa faktor yang mempengaruhi nyeri :
Distraksi atau konsentrasi dari klien pada suatu kejadianStatus kesadaran klien Harapan klien
Nyeri dapat berupa : ringan, sedang, berat atau tak tertahankan. Perubahan dari intensitas nyeri dapat menandakan adanya perubahan kondisi patologis dari klien.
c. Waktu dan Lama (Time & Duration)
Perawat perlu mengetahui/mencatat kapan nyeri mulai timbul; berapa lama; bagaimana timbulnya dan juga interval tanpa nyeri dan kapan nyeri terakhir timbul.
d. Kualitas
Deskripsi menolong orang mengkomunikasikan kualitas dari nyeri. Anjurkan pasien menggunakan bahasa yang dia ketahui: nyeri kepala mungkin dikatakan “ada yang membentur kepalanya”, nyeri abdominal dikatakan “seperti teriris pisau”.
e. Perilaku Non Verbal
Beberapa perilaku nonverbal yang dapat kita amati antara lain : ekspresi wajah, gemeretak gigi, menggigit bibir bawah dan lain-lain.
f. Faktor Presipitasi
Beberapa faktor presipitasi yang akan meningkatkan nyeri : lingkungan, suhu ekstrim, kegiatan yang tiba-tiba, stressor fisik dan emosi.
g. Alat Pengukur Nyeri
Intervensi
Secara umum intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri dibagi menjadi 2 bagian besar, yaitu :
1. Non Farmakologik intervention : Distraksi, Relaksasi, Stimulasi Kutaneus
2. Farmakologi Intervention
Distraksi
Beberapa teknik distraksi, antara lain :
1. Nafas lambat, berirama
2. Massage and Slow, Rhythmic Breathing
3. Rhytmic Singing and Tapping
4. Active Listening
5. Guide Imagery
Teknik relaksasi terutama efektif untuk nyeri kronik dan memberikan beberapa keuntungan, antara lain :
1. Relaksasi akan menurunkan ansietas yang berhubungan dengan nyeri atau stres
2. Menurunkan nyeri otot
3. Menolong individu untuk melupakan nyeri
4. Meningkatkan periode istirahat dan tidur
5. Meningkatkan keefektifan terapi nyeri lain
6. Menurunkan perasaan tak berdaya dan depresi yang timbul akibat nyeri
Stewart (1976: 959), menganjurkan beberapa teknik relaksasi berikut :
1. Klien menarik nafas dalam dan menahannya di dalam paru
2. Secara perlahan-lahan keluarkan udara dan rasakan tubuh menjadi kendor dan rasakan betapa nyaman hal tersebut
3. Klien bernafas dengan irama normal dalam beberapa waktu
4. Klien mengambil nafas dalam kembali dan keluarkan secara perlahan-lahan, pada saat ini biarkan telapak kaki relaks. Perawat minta kepada klien untuk mengkonsentrasikan fikiran pada kakinya yang terasa ringan dan hangat.
5. Ulangi langkah 4 dan konsentrasikan fikiran pada lengan, perut, punggung dan kelompok otot-otot lain
6. Setelah klien merasa relaks, klien dianjurkan bernafas secara perlahan. Bila nyeri menjadi hebat klien dapat bernafas secara dangkal dan cepat.
Stimulasi Kulit (Cutaneus)
Beberapa teknik untuk stimulasi kulit antara lain :
a. Kompres dingin
b. Analgesics ointments
c. Counteriritan, seperti plester hangat.
d. Contralateral Stimulation, yaitu massage kulit pada area yang berlawanan dengan area yang nyeri.
Farmakologik Agent
1. Analgesics
Obat golongan analgesik akan merubah persepsi dan interpretasi nyeri dengan jalan mendepresi Sistem Saraf Pusat pada Thalamus dan Korteks Cerebri. Analgesik akan lebih efektif diberikan sebelum klien merasakan nyeri yang berat dibandingkan setelah mengeluh nyeri. Untuk alasan ini maka analgesik dianjurkan untuk diberikan secara teratur dengan interval, seperti setiap 4 jam (q 4h) setelah pembedahan.
Terdapat dua klasifikasi mayor dari analgesik, yaitu :
a. Narcotic (Strong analgesics)
Termasuk didalamnya adalah : derivat opiate seperti morphine dan codein.
Narkotik menghilangkan nyeri dengan merubah aspek emosional dari pengalaman nyeri (misal : persepsi nyeri). Perubahan mood dan perilaku dan perasaan sehat membuat seseorang merasa lebih nyaman meskipun nyerinya masih timbul.
b. Nonnarcotics (Mild analgesics)
Mencakup derivat dari : Asam Salisilat (aspirin); Para-aminophenols (phenacetin); Pyrazolon (Phenylbutazone).
Meskipun begitu terdapat pula obat analgesik kombinasi, seperti kombinasi dari analgesik kuat (strong analgesics) dengan analgesik ringan (mild analgesics), contohnya : Tylenol #3, merupakan kombinasi dari acetaminophen sebagai obat analgesik nonnarkotik dengan codein, 30mg.
2. Plasebo
Plasebo merupakan jenis dari tindakan, seperti pada intervensi keperawatan yang menghasilkan efek pada klien dikarenakan adanya suatu kepercayaan daripada kandungan fisik atau kimianya (McCaffery, 1982:22). Pengobatannya tidak mengandung komponen obat analgesik (seperti : gula, larutan garam/normal saline, atau air) tetapi hal ini dapat menurunkan nyeri. Untuk memberikan plasebo ini perawat harus mempunyai izin dari dokter.
Medical Interventions
1. Blok Saraf (Nerve Block)
2. Electric Stimulation
3. Acupunture
4. Hypnosis
5. Surgery/Pembedahan
6. Biofeedback